Sabtu, 17 Januari 2015

 KOHOR









PENGERTIAN
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat.
Dalam salah satu upaya untuk kesehatan anak maka setiap bayi/anak di suatu daerah dicatat agar resiko – resiko yang dapat terjadi dapat dideteksi lebih dini lagi yang disebut register kohort.
Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.
Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan.
 Dengan mendata seluruh bayi  yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data bayi ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
1.         Pengertian Kohort Bayi
     Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. Tujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan bayi yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan
2.      Register kohort balita
                 Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun.



               KEGIATAN PELAYANAN BAYI DAN BALITA

          Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita dengan melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan tumbuh kembang dengan optimal.  
       Petugas Unit Pelayanan Bayi Balita melakukan:
1.        Deteksi dini kekurangan gizi dengan penim-bangan berat dan pengukuran tinggi badan.
2.        Imunisasi dasar dan booster
3.        Pemberian makanan tambahan dan vitamin A.
4.        Rujukan ke fasilitas kesehatan lain bila ditemui ada kelainan.
5.         Pemberi layanan wajib menuliskan semua tindakan di atas di RKK bayi balita.
6.        Selanjutnya beberapa data terpilih di RKK dicatat di Buku Register Kunjungan Bayi Balita dan setiap hari/bulan direkapitulasi di Buku Rekapitulasi Harian/Bulanan Kunjungan Bayi Balita.
7.        Buku Register Kunjungan Bayi Balita adalah register untuk mencatat data terpilih yang ada di RKK yang dibutuhkan untuk membuat laporan.
8.        Buku Register Kunjungan Bayi Balita dan Buku Rekapitulasinya merupakan perangkat kerja petugas Unit Pelayanan Bayi Balita yang bertanggungjawab atas pencatatan, rekapitulasi dan pelaporan kegiatan Pelayanan Bayi Balita.

             CARA PENGISIAN KOHORT BAYI  DAN BALITA
1.      Cara mengisi kohort yang lama
a.       Kolom  1
Diisi nomor urut
b.      Kolom  2.
Diisi Nama bayi dan orang tua bayi
c.       Kolom  3.
Diisi tanggal lahir bayi
d.      Kolom 4.
Diisi jenis kelamin bayi
e.       Kolom 5 .
Diisi berat badan bayi saat lahir
f.       Kolom  6.
Diisi alamat
g.      Kolom 7 dan 8.
Kunjungan neonatal (by umur 0-7 hr dan by umur 8- 1 bln)
h.      Kolom 9-20 .
Diisi hasil penimbangan bayi
- Berat badan bayi
- Status timbang bayi : N,T,TT,O
- Status gizi : Baik,Kurang ,Buruk
- Diberi warna
i.   Kolom 21-27 .
Diisi Tanggal bayi mendapatkan pelayanan imunisasi
j.        Kolom 28-31
Diisi tanggal ,jika ditemukan baayi meninggal
k.      Kolom 32 .
Diisi bila bayi pindah atau ada yang perlu diterangkan

2.      Cara pengisian kohort bayi yang baru
a.      Kolom 1-13
Diisi tanggal dan bulan saat bayi diperiksa
Diisi S jika sehat,diisi klasifikas/diagnosa penyakit jika sakit
Diisi + jika meninggal dan tulis penyebab kematiannya
b.      Kolom 14-37
Diisi tanggal periksa
Diisi N jika berat badan sesuai garis pertumbuhan
Diisi T jika tidak naik berat badannya,tetap,atau kenaikan berat badannya                         tidak dapat mengikuti garis pertumbuhannya.
Diisi O jika tidak ditimbang pada bulan lalu
Diisi B jika baru pertama kali di timbang
Diisi E 1/2/3/4/5/6 jika bayi diberi asi ekslusif
Diisi Ds jika dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai
Diisi Dm jika dilakukan KPSP dan hasilnya meragukan
Diisi Dp jika dilakukan KPSP dan hasilnya ada penyimpangan
c.       Kolom 38-44
Diisi tanggal dan bulan pelayanan
d.      Kolom 45
Diisi tanggal dan penyebab kematian(Pnemoni,Diare,DBD,Tetanus,Difteri)
e.       Kolom 46
Diisi keterangan baru atau pindah domisili   

Jumat, 15 Agustus 2014

IMUNISASI



Apa itu Imunisasi ?

Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Imunisasi sangat penting diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.

Apa pentingnya Imunisasi?

Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar :
  1. Dapat terhindar dari penyakit.
  2. Mencegah anak cacat.
  3. Mencegah kematian pada anak.
Tempat Pemberian Imunisasi?

- Posyandu.
- Puskesmas.
- Rumah Sakit Bersalin.
- Rumah Sakit.
- Praktek Dokter/Bidan.

Apa saja jenis Imunisasi?

1.  BCG
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit TBC.
2.  POLIO
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit polio. Polio adalah sejenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan.
3.  DPT
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk melindungi anak dari 3 penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis dan tetanus.
4.  HEPATITIS B
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada hati.
5.  CAMPAK
Adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat menular,yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada seluruh tubuh. Pemberian vaksin ini saat bayi berusia 9 bulan.
Yang Harus Diperhatikan
Setelah Imunisasi
BCG : Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan bekas imunisasi.
DPT : Beberapa bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang.
POLIO : Jarang timbuk efek samping.
CAMPAK : Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
HEPATITIS : Belum pernah dilaporkan adanya efek
samping.



 

Jadwal Imunisasi

Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak                                               

Selasa, 12 Agustus 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada zaman globalisasi arus informasi dari berbagai negara sangat deras, dengan media cetak dan elektronik yang canggih arus informasi bagaikan gelombang besar yg susah untuk dibendung. Dampak positif dari arus perkembangan teknologi antara lain informasi diujung dunia sekalipun dapat diakses, dalam waktu yang sangat singkat. Hanya dengan memencet tombol, apa yang dikehendaki sudah bisa dinikmati saat itu juga. ( Winarni, 2003 ).
Sementara itu , godaan dari media cetak, media visual, dan kurangnya disiplin dalam keluarga dan sekolah, membuat remaja cenderung melanggar norma-norma kehidupan. ( Warliana,,2001 ). Setiap tahun, 500.000 remaja AS hamil dan 70% di antara mereka belum pernah menikah. Lebih dari 200.000 wanita di AS punya anak sebelum usia 18 tahun, sehingga mereka adalah “anak-anak yang punya anak”.(Santrock, dalam Sarwono,2011). Di kabupaten pati, Jawa tengah, pada tahun 1985. Penelitian yang menjaring remaja dan pemuda (15-27 tahun) ini telah mengungkapkan informasi dari 251 responden mengungkapkan bahwa 28,63% mengatakan pernah berciuman,10,2% saling meraba tubuh, 3,57% saling membuka baju, dan 1,53% pernah bersenggama.( Sarwono,2011 ). Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, pada masa ini remaja selalu ingin coba-coba dan selau ingin tahu. Pada masa remaja alat dan fungsi reproduksi sudah matang dengan sempurna yang ditanda dengan timbulnya tanda seks primer seperti haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, serta seks sekunder seperti pada perempuan tumbuhnya rambut pubis, rambut ketiak, suara makin merdu, payudara dan panggul  membesar. Tanda seks sekunder pada laki-laki seperti tumbuhnya rambut pubis dan ketiak, kumis, dada makin bidang,dan suara makin besar. Pada masa ini juga terjadi perubahan-peruban hormon yang mengakibatkan dorongan seksual pada remaja sangat besar.
Hasil penelitian terdahulu diantaranya yang dilakukan oleh Gusti Ayu Tirtawati ( 2005 ), Dari 55 responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu (33 orang, 60%), laki-laki ( 22 orang, 40% ). Mendapatkan hasil bahwa sumber informasi yang terbanyak diperoleh melalui televisi 98%, guru 96% dan dari teman 91%. Yang menerima informasi dari petugas KB 16%, dari petugas kesehatan 16%.
Dinkes (2010), menurut hasil Riset Kesehatan Dasar memperoleh hasil bahwa dari keseluruhan remaja dengan setatus belum kawin, pada laki-laki 3,0% dan perempuan 1;1% menjawab pernah berhubungan seksual. Lebih lanjut dapat diketahui pula bahwa umur pertama berhubungan seksual sudah terjadi pada usia yang sangat muda, yaitu 8 tahun. Terdapat 0,5 % perempuan telah melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 8 tahun. Eva Maria Parsaulian Manik (2004) dari 76 responden terdapat 6 responden ( 5,30%) yang telah melakukan hubungan seksual. Sedangkan tempat pertama kali melakukan hubungan seksual di rumah sendiri 1 orang ( 1,30%), dirumah teman 1 orang ( 1,30%) dan di hotel sebanyak 2 orang (2,60%). Pasangan yang pertamakali melakukan hubungan seksual dengan pacar satu orang ( 1,30%) dan tiga orang (3,90%) dengan wanita pekerja seksual.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang di atas makapermasalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
“ Apakah ada hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang seks pranikah?”
C.     Tujuan Penelitian
a.      Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan sikap remaja tentang seks pranikah.
b.      Tujun Khusus
§  Untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi
§  Untuk mengetahui sikap remaja tentang seks pranikah
c.       Manfaat Penelitian
1.      Informasi bagi Dinas Pendidikan Nasional untuk memasukkan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas.
2.      Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang kesehatan reproduksi selanjutnya.
3.      Bagi tenaga kesehatan sebagai masukan agar mensosialisasikan kesehatan reproduksi bagi remaja.
4.      Bagi instansi pendidikan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian informasi kesehatan reproduksi bagi siswanya.
d.      Keaslian Penelitian
Beberapa peneliti telah banyak meneliti tentang kesehatan reproduksi, tapi sejauh pengetahuan penulis belum ada yang meneliti tentang hubungan antara informasi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah. Seperti penelitian yang dilakukan oleh:
1.      Winarni (2003) di Yogyakarta mengenai, Hubungan sumber-sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMU Negeri 1 Jetis Bantul.
Peneliti hanya ingin mengetahui dari mana sumber informasi kesehatan reproduksi yang diterima oleh remaja. Bedanya, penelitian ini untuk melihat hubungan informasi dengan sikap remaja tentang seks pranikah.
2.      Nasrawati ( 2003) di Yogyakarta mengenai Hubungan Antara Cara memperoleh Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Kecemasan Pubertas. Peneliti ingin mengetahui cara para remaja memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
3.      Wa Ode Sitti Zulaeha (2004), di Yogyakarta mengenai, Persepsi Siswa Kelas II Tahun Ajaran 2004/2005 SMAN 8 Yogyakarta Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Jenis penelitian deskriptif dan analitik.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A.    TINJAUAN TEORI
A.    INFORMASI
Pengertian informasi sangat beragam, hampir semua kamus memberikan definisi yang berbeda tentang informasi. (Gusti Ayu Tirtawati,2005). Menurut Oxford English Dictionary ( dalam Mardiani Bebasari,2004) memberi definisi informasi sebagai sesuatu yang dapat diberitahukan atau diceritakan ( That of which is apprised of told)’ keterangan ( insoleegence), dan berita ( News ). Ada juga yang lebih menekankan aspek pengalihan pengetahuan ( knowledge transfer) dalam informasi. Informasi merupakan suatu pengertian yang diekspresikan melalui ungkapan mengenai kejadian, kenyataan, atau gagasan, dengan menggunakan lambang-lambang yang telah diketahui dan disepakati bersama, yaitu menyangkut angka,suara,tulisan dan gambar. ( Gusti Ayu Tirtawati, 2005 ).
      Peendidikan seks harus dipandang sebagai suatu proses pengalihan nilai-nilai tentang seks yang didapat anak sebagai bimbingan, teladan dan kepedulian orang tua dan pendidik dalam membantu anak dalam membangun sikap batin yang sesuai dengan kodrat manisia, tidak hanya akal budi tetapi juga nurani. Pendidikan seks juga mempunyai fungsi memberikan landasan dalam membangun suatu hubungan yang objektif dan wajar antara anak dengan tubuhnya ( Rahmawati dalam Mardiani Bebasari, 2004).
      Hasil penelitian Gusti Ayu Tirtawati ( 2005 ) informasi kesehatan reproduksi para remaja di sebuah SMU Bali, mereka dapatkan dari media elektronik ( televisi), lingkungan rumah ( orang tua ), petugas kesehatan, petugas KB, guru dan teman.
B.     SIKAP
Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dari prilaku yang tampak ( Notoatmodjo dalam Warliana, 2001). Menurut Azwar ( dalam Yulhareni,2004), Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak ( fauorable ) maupun tidak mendukung atau tidak memihak ( unfauorable ) pada objek tersebut.
C.    REMAJA
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. ( Gunarsa dalam Eny Kusmiran, 2011 ). Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.
            Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
1.      Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun;
2.      Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri pertumbuhan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;
3.      Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,sosial, dan moral, di antara anak-anak menuju masa dewasa. ( Eny Kusmiran,2011)
CIRI-CIRI KEJIWAAN DAN PSIKOSOSIAL REMAJA
v   Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
1.      Sikap protes terhadap orang tua.
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu: guru, figur ideal yang terdapat di film, atau tokoh idola.
2.      Preokupasi dengan badan sendiri.
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
3.      Kesetiakawanan dengan kelompok seusia.
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam cara berprilaku sosial.
4.      Kemampuan untuk berfikir secara abstrak.
Daya kemampuan berfikir seorang remaja mulai berkembang dan dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan diri.
5.      Prilaku yang labi dan berubah-ubah.
Remaja sering menperlihatkan prilaku yang berubah-ubah. Pada suatu waktu tampak bertanggung jawab, tatapi dalam waktu lain tampak masa bodoh dan todak bertanggung jawab. Remaja merasa cemas akan perubahan dalam dirinya. Prilaku demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan pengertian dan penanganan yang bijaksana.
v  Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)
1.      Kebebasan dari arang tua.
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja mulai merassakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
2.      Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas.
Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah.
3.      Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap.
Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-cita.
4.      Pengembangan hubungan pribadi yang labil.
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kesetabilandiri remaja.
5.      Penghargaan kembali pada orangtua dalam kedudukan yang sejajar. (Arifin dalam Eny Kusmiran,2011).
PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
(Muss,1968) membuat urutan perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut:
Pada Anak Perempuan:
1.      Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tingnggi, anggota-anggota badan menjadi panjang)
2.      Pertumbuhan payudara
3.      Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan
4.      Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya
5.      Bulu kemaluan menjadi keriting
6.      Haid
7.      Tumbuh bulu-bulu ketiak.
Pada Anak Laki-Laki:
1.      Pertumbuhan tulang-tulang
2.      Testis membesar
3.      Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, berwarna gelap
4.      Awal perubahan suara
5.      Ejakulasi (keluar air mani)
6.      Bulu kemaluan menjadi keriting
7.      Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya
8.      Tumbuh rambut-rambut halus diwajah ( kumis, jenggot )
9.      Tumbuh bulu ketiak
10.  Akhir perubahan suara
11.  Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
12.  Tumbuh bulu di dada
HORMON-HORMON SEKSUAL
Kelenjar yang berkaitan dengan pertumbuhan tubuh dan seks adalah kelenjar pituitary (kelenjar bawah otak), buah zakar (testis) pada laki-laki, dan indung telur (ovarium) pada wanita.
1.      Kelenjar Bawah Otak (Pituitary)
Kelenjar ini sangat kecil dan terletak disebelah rongga di bawah otak. Karena itulah kelenjar pitutary dinamakan kelenjar bawah otak.
Kelenjar bawah otak ini penting sekali karena hormon-hormon yang dikeluarkannya memengaruhi kelenjar-kelenjarlain dalam tubuh. Karena itu kelenjar ini dinamakan juga kelenjar induk. Beberapa di antara hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak berpengaruh pada seksualitas, yaitu:
a.       Hormon pertumbuhan yang memengaruhi pertumbuhan badan terutama pada masa remaja. Hormon ini merangsang tulang-tulang panjang ( tulang-tulang tangan dan kaki ) sehingga tulang-tulang itu bertambah panjang dan anak yang bersangkutan bertambah tinggi. Pertumbuhan ini akan mencapai tingkat yang maksimal pada usia kurang lebih 18 tahun dan sejak itu seseorang tidak akan bertambah tinggi lagi. Kelainan pada hormon ini dapat membuat orang menjadi terlalu pendek atau terlalu jangkung.
b.      Hormon perangsang pada pria, yaitu hormon yang memengaruhi testis (buah zakar). Pada remaja, hormon perangsang pria ini merangsang testis sehingga testis memproduksi hormon testosteron dan androgen serta sel-sel benih laki-laki (spermatozoa)
c.       Hormon pengendali pada wanita yang memengaruhi indung telur (ovarium) untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Dalam keadaan hamil, hormon pengendali wanita ini yang juga berfungsi untuk mengatur haid menjadi berlebihan (karena wanita yang bersangkutan tidak haid) dan dibuang ke dalam air seni. Karena itulah adanya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni. Perrlu diketahui juga bahwa kelenjar bawah otak ini terletak dekat sekali dengan pusat berpikir pada otak, sehingga kalau orang sedang banyak pikiran atau sedang mengalami tekanan emosi yang berrat, hormon wanita yang diproduksi juga akan terpengaruh. Itulah sebabnya haid kadang-kadang terganggu atau terlambat jika seorang wanita sedang banyak pikiran atau sedang terganggu emosinya.
d.      Hormon air susu yang memengaruhi kelenjar susu wanita di masa wanita itu sedangmenyusui banyinya.
2.      Testis
Testis atau buah zakar ada dua  buah, terletak dalam sebuah kantung (scorotum) yang tergantung di bawah penis (batang kemaluan). Testis memproduksi:
a.         Hormon androgen dan testosteron yang sejak remaja menyebabkan tumbuhnya tanda-tanda kelaki-lakian pada orang yang bersangkutan, seperti kumis, jenggot, jakun, otot yang kuat, suara yang berat, bulu kemaluan, ketiak, dan sebagainya. Testosteron juga menyebabkan timbulnya birahi ( nafsu seks, libido). Hormon androgen dibuat juga oleh kelenjar adrenal. Pada wanita, hormon tetosteron dibuat juga dalam jumlah yang jauh lebih kecil oleh indung telur sehingga wanita juga mempunyai birahi.
b.        Benih laki-laki (spermatozoa). Sejak remaja spermatozoa ini diproduksi beratus-ratus juta setiap harinya, sampai orang yang bersangkutan berusia lanjut (kadang-kadang sampai usia 60-70 tahun). Benih-benih inilah, yang jika bertemu dengan telur (ovum) dalam rahim wanita, akan membuahi telur itu sehingga terjadi kehamilan.
3.      Indung Telur ( Ovarium )
Indung telur terletak di dalam rongga perut wanita di bagian bawah, di dekat rahim (uterus). Indung telur memproduksi:
a.       Hormon progesteron, bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telurs (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Jika sel telur telah dibuahi, progesteron ini pulalah yang mengembangkannya lebih lanjut menjadi janin.
b.      Hormon estrogen, yaitu yang memengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus, dan lain-lain). Hormon ini juga mengatur daur/siklus haid. Hormon ini diproduksi antara usia awal –remaja sampai usia berhentinya haid ( lebih kurang 45 tahun ).
c.       Sel telur, sudah terkandung dalam jumlah banyak di dalam indung telur, tetapi dimatangkan satu per satu sejak anak masuk usia remaja. Pada suatu waktu tertentu (biasanya setiap 28 hari sekali) sel telur yang sudah matang dilepas dari indung telur dan ditangkap oleh saluran telur untuk selanjutnya dibuahi oleh spermatozoa atau dikeluarkan bersama-sama haid.