Senin, 30 Juni 2014



TIPS PERAWATAN “MISS V” PASCA MELAHIRKAN




Tugas berat melahirkan telah dilalui, kini hadir dalam pelukan anggota keluarga baru yang mungil dan lucu hadir. Kebahagiaan membahana ke setiap ibu dan keluarga yang baru saja melewati proses melahirkan dengan kehadiran bayi yang sehat dan selamat. Kini saatnya ibu untuk merawat segala sesuatunya pasca melahirkan, termasuk vagina (kita panggil "miss V").
Selama proses melahirkan berlangsung tentu saja, "Miss V" mendapatkan tugas yang berat sebagai pintu bagi keluarnya bayi dengan rata-rata berat badan 3-4 kg. Bagi yang elastis atau telah berulangkali menjalani proses melahirkan normal, mungkin kondisi ini telah menjadi "biasa", sehingga kondisi "Miss V" tidak sampai mengalami pengguntingan atau episiotomi (baca: Mengenal Episiotomi), namun tidak sedikit pula ibu memerlukan bantuan bidan atau dokter untuk memperlebar jalan lahir dengan cara menggunting di area perineum (area antara "Miss V" dan dubur), kemudian setelah itu, dokter atau bidan akan menjahit kembali bekas guntingan tersebut.
Bagi ibu yang melahirkan tanpa episiotomi, perawatan "Miss V" cukup dilakukan dengan cebok dengan air hangat atau larutan antiseptik. Sedangkan bagi ibu melahirkan yang mengalami episiotomi, perawatan "Miss V" pasca melahirkan dapat dilakukan dengan cara:
  • Untuk mengurangi rasa sakit atau menenangkan luka, ibu dapat menggunakan kompress pada luka jahitan. Ibu bisa menggunakan es yang dibungkus kain bersih dan menempelkannya pada bekas jahitan.
  • Ibu harus selalu memastikan bahwa luka bekas jahitan selalu bersih. Membersihkan luka ini bisa dilakukan dengan menggunakan botol semprot yang diisi air untuk membersihkan area perineum setelah ibu buang air kecil atau besar. Selain itu, untuk membersihkan bekas jahitan ibu juga bisa menggunakan waslap yang dibasahi dan sabun. Buatlah busa di waslap tersebut. Bersihkan seluruh luka dengan waslap tersebut, pastikan daerah bekas jahitan benar-benar bersih.
  • Siramlah dengan air dingin "Miss V" saat ibu sedang buang air kecil. Kemudian lakukan cebok dari arah depan ke belakang dengan air bersih (jangan sebaliknya, karena jika terbalik cara ceboknya, justru akan mengumpulkan bakteri dari anus ke "Miss V"), dan lakukan dengan hati-hati atau menggunakan botol semprot yang berisi air tadi.
  • Saat buang air besar, kemungkinan akan terasa sakit pada area bekas jahitan. Gunakan bantalan lembut dan bersih pada luka bekas jahitan, dan tekan ke bagian atas pada bekas luka untuk menghindarkan tekanan atau menghindari robek kembali.
  • Hindari aktivitas berlebih saat minggu-minggu pertama pasca melahirkan. Seringlah berbaring atau duduk, dan hindarkan sering berjalan. Saat duduk lakukan dengan hati-hati, kalo bisa usahakan mencari bantalan duduk berbentuk donat untuk menghindari tekanan pada daerah bekas luka.
  • Perbanyak lah konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan. Dengan demikian diharapkan, tinja yang dikeluarkan saat BAB tidak keras dan hal ini menghindarkan sakit berlebih saat BAB.
  • Lakukan latihan senam kegel untuk mengencangkan bagian sekitar panggul. Lakukan senam kegel ini beberapa hari pasca melahirkan.
  • Seringlah ibu melakukan pergantian celana dalam dan usahakan menggunakan bahan yang mampu menyerap keringat. Ibu bisa menggunakan panty liner untuk membantu "Miss V" agar terhindar dari kelembaban yang berlebih. Selain itu, mencukur rambut "Miss V" juga dapat membantu mengurangi kelembaban.
  • Luka jahitan dapat di olesi dengan menggunakan salep antibiotik, tapi harus sesuai dengan anjuran dokter

Rabu, 25 Juni 2014

 

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

A.      LATAR BELAKANG

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluargayang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin, 2003).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas

Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KByang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonalyang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus.

Dri data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Adapun keuntungan-keuntungan dari alat kontrasepsi tersebut adalah efektip segera setelah pemasanga, merupakan metode jangka panjang (10tahun proteksi dan tidak perlu diganti). Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Yidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping hrmonal dengan Cu T380 A. Tidak ada pengaruhnya terhadap hambatan dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus. Dapat digunakan sampai menopause(Saefuddin, 2003). Pemeriksaan ulang hanya 1 kali setahun, murah, kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat (BKKBN, 2002).

Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.

Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi alah persepsi setelahpemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau keham9ilanyang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.

 

 

B.       TUJUAN

1.                            Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR

2.                            Tujuan Khusus

a.       Mengetahui tentang pengertian AKDR

b.      Untuk mengetahuijenis-jenis AKDR

c.       Untuk mengetahui mekanisme kerja AKDR

d.      Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemakaian AKDR

e.       Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR

f.       Untuk mengetahui cara penanganan dari efek samping AKDR

g.      Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diketahui akseptor KB.

 

 

 

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.      PENGERTIAN

IUD adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktip(Saefuddin, 22003)

AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi(Mochtar, 1998)

AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim(Prawirohardjo, 2005)

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang(BKKBN,2003)

 

B.       JENIS-JENIS AKDR

1. AKDR Non-hormonal

Pada saat ini AKDRtelah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.

1.         Menurut bentuknya AKDRdibagi menjadi

a.       Bentuk terbuka (oven device) Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T

b.      Bentuk tertutup(closed device) Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

2.         Menurut Tambahan atau Metal.

a.       Medicated IUD Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375

b.      Un Medicated IUD Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.

c.       Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.

d.      Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal

1.        Progestasert-T = Alza T

a.       Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam

b.      Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari

c.       Tabung insersinya berbentuk lengkung

d.      Daya kerja :18 bulan

e.       Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2.      LNG-20

a.       Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari

b.      Sedang diteliti di Finlandia

c.       Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun

d.      Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.

 

C.       MEKANISME KERJA

1.      Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lendirsehingga menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).

2.      Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui denganpasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan –perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukansering adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita(Wiknjoastro, 2005).

3.       Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim(BKKKBN, 2003)

4.       Mnurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:

1.      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3.      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

4.      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus

 

D.      EFEKTIVITAS IUD

Efektifitas IUD (Menurut Hanafi (2003):

1.      Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas(continuition rate) yaitu beberapalama IUD tetap tinggal dalamuteri tanpa:

1.      Ekspulsi

2.      Terjadinya kehamilan

3.      Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.

2.       Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:

1.      IUD-nya: ukuran, betu kandungannya

2.       Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.

3.      Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaituumur dan parietas diketahui :

a.       Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD

b.      Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.

 

E.       KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU IUD

a.       Keuntungan

1.      Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):

-          Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi, Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)

-          AKDR dapat efektif seger setelah pemasangan

-          Metode jangka panjang

-          Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

-          Tidak mempengaruhi hubungan sexual

-          Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil

-          Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)

-          Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

-          Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

-          Dapat digunakan sampai menopause

-           Tidak ada intraksidengan obat-obat.

2.      Menurut Hanafi (2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:

-          Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe

-          Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)

 

b.      Kerugian
1. Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:

-          Efek samping yang umum terjadi:

-          Perubahan siklus haid

-          Haid lebih lama dan banyak

-          Perdarahan(spotting) antarmenstruasi

-          Disaat haid lebih sakit

-          Komplikasi lain : Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

-          Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)

-          Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

-          Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

-          Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

-           Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.

 

2. Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:

- Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

- Harus diganti setelah 18 bulan

- Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)

- Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

3. Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
- Pada saat insersi

- Rasa sakit atau nyeri

- Muntah, keringat dingin

- Perforasi uterus

4. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:

- Rasa sakit dan perdarahan

- Infeksi

- Kehamilan intra-uterine

- Kehamilan ektopik

- Ekspulsi

 

F. PESYARATAN PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD

a)                  Yang dapat menggunakan AKDR/IUD.  (Menurut Saefuddin,2004)

1.      Usia reproduktif

2.      Keadan nullipara

3.      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4.      Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

6.      Resiko rendah dari IMS

7.      Tidak menghendaki metode hormonal

8.       Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

9.      AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan misalnya: Perokok, Sedang memakai antibiotika atau antikejang, Gemuk ataupun yang kurus, Sedang menyusui

10.  Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):

- Penderita tumor jinak payudara

- Epilepsi

- Malaria

- Tekanan darah tinggi

- Penyakit tiroid

- Setelah kehamilan ektopik

- Penderita DM

b)                   Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert

1.         Sedang hamil

2.         Perdarahan vagina yang tidak diketaui

3.         Sedang menderita infeksi genetalia

4.         Penyakit trifoblas yang ganas

5.         Diketahui menderita TBC velvik

6.         Kanker alat genital

7.          Ukuran rongga rahim kurang dari 5.

F.        Waktu Pemasangan IUD

 

Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :

  1. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan

  2. 40 hari setelah melahirkan

  3. setelah terjadinya keguguran

  4. hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid menggantika metode KB lainnya

G.      CARA PEMASANGAN AKDR/IUD

Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD

1.      Bivale speculum

2.      Tanekulum(penjepit portio)

3.      Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)

4.      Forsep

5.      Gunting

6.      Bengkok larutan antiseptic

7.      Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT

8.       Kasa atau kapas

9.      Cairan DTT

10.  Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik

11.  AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuk

12.   Aligator(penjepit AKDR)

 

(Menurut Prawirohardjo(2005)) Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis
.

1.      Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus

2.      Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik

3.      Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday

4.      sambilmenarikservik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan

5.      tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi

6.      AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR

7.      tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.

 

 

H.      Cara Pencabutan AKDR

1.      Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid

2.      Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas

3.      Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri

4.      Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria

5.      AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.

I.          

        PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR(Cu T-380A)

Penanganan Efek Samping AKDR(Cu T-380A) MenurutSaefuddin(2004):

1.      Amenora

    Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan

2.      Kejang

   Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

3.      Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur

  Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).

4.      Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak

  Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.

5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
  Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.

 

J.         KUNJUNGAN ULANG SETELAH PEMASANGAN AKDR

   Kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR Menurut BKKBN(2003) :

1.      bulan pasca pemasangan

2.      bulan kemudian

3.      setiap 6 bulanberikutnya

4.      1 tahun sekali

5.      bila terlambat haid 1 minggu

6.       perdarahan banyak dan tidak teratur.

 

K.      Menurut Hanafi (2003).ANGKA KEGAGALAN IUD

1.         Belum adA IUD yang 100% efektif Angka kegagalan untuk:
- IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun

-  Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2kehamilan per 100 wanita per tahun

-  Second Generation Cu IUD <1 kehamilanper 100 wanita per tahun dan1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun pemakaian.

2.              Menurut Saefuddin(2004)IFORMASI UMUM

-  AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan

-  AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.

-  Kemungkinan terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan

-  Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak

-  AKDR mungkin dilepas setiap saat atas khendak klien


 

 

 

BAB II

KESIMPULAN


A. Kesimpulan

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.

Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).

Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.

Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B.  Saran

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR, Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.

2. Bagi tenaga kesehatan, hendaknya meningkatkan keterampilannya dalam memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur (profesional)

3. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Cunningham,dkk.(1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari

Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP

http://www.pkmi-online.com/iud.htm.

http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/10/16/iud-intra-uterine-device-atau-alat-kontrasepsi-dalam-rahim-akdr/. http://lifestyle.okezone.com/read/2009/07/06/27/235965/alat-kontrasepsi-iud-aman-dipasang-saat-haidk http://www.kapanlagi.com/h/0000148606.html.