Selasa, 17 Juni 2014



MAKALAH
ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN)
“KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS”
Oleh Kelompok 30 :
POPI SOVINA
                                                     RIVA TRIYUNISEL
Pembimbing: Devi Syrief, S.Si.T,M.Keb


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2013/2014







KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul “KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS”.
Penyusunan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun berkat partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami  dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin.



                                                                                                Padang, 25 Maret 2013

Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar………….………………………………………………………..……………
Daftar Isi…….…………………….……………….……………………………….…………
Bab  I     :  Pendahuluan
         I.I   : Latar Belakang………………….…………………………………….……………
         I.2  : Tujuan……………………………………………………….……………………...
Bab II    :  Pembahasan
         2.1 : Tinjauan materi……………………………………………………………………..
         2.2 : Konsep dasar manajemen kebidanan……………………………………………….
         2.3 : Data focus…………………………………………………………………………….
Bab III :  Penutup
         3.I : Kesimpulan……………..…………………………………………………………
Daftar Pustaka








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
HIV adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan gejala akibat  kekurangan atau kelemahan system kekebalan tubuh yang di bentuk setelah lahir. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia. (Sarwono, Ilmu Kebidanan)
Kendatipun tidak seganas SARS (severe acute rekspiratory syndrome) yang menimbulkan kematian dalam hitungan hari,maka infeksi Human Immunodeficiency virus sangat merisaukan dunia, karena jumlahnya setiap hari semakin meningkat, sementara itu pengobatannya belum ditemukan. (Manuaba,Pengantar Kuliah Obstetri)
Diseluruh dunia diperkirakan 30 juta orang telah mengidap infeksi HIV,sedangkan anak-anak diperkirakan sekitar 1,4-2 juta tertular dengan berbagai cara. Diperkirakan juga bahwa setiap hari infeksi HIV bertambah sekitar 100.000 orang, sementara yang sedang menderita tidak dapat diobati dengan baik. Indonesia yang terletak diantara dua samudera dan dua benua , 245.000 orang telah mengidap infeksi HIV.
Distribusi infeksi HIV pada orang berumur antara 20-49 tahun yang merupakan masa produksi aktif. Sekitar 90-95 % dengan 24-30 % diantaranya adalah wanita.

B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa itu HIV
2.      Untuk mengetahui klasifikasi stadium dari HIV
3.       Untuk mengetahui etiologi HIV
4.      Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi HIV
5.      Untuk mengetahui berapa Prognosis dari HIV
6.      Untuk mengetahui bagaimana gejala HIV
7.      Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosa HIV
8.      Untuk mengetahui cara pencegahan HIV
9.      Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar manajemen kebidanan untuk kehamilan dengan HIV
BAB II
PEMBAHASAN

A.TINJAUAN MATERI

1.      Definisi
HIV adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan gejala akibat  kekurangan atau kelemahan system kekebalan tubuh yang di bentuk setelah lahir. (Sarwono.Ilmu Kebidanan).
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Acquired artinya didapat, jadi bukan merupakan penyakit keturunan, Immuno berarti system kekebalan tubuh, Deficienci artinya kekurangan,sedangkan Syndrome adalah kumpulan gejala. AIDS adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus yang merusak kekebalan tubuh,sehingga tubuh mudah di serang oleh penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat fatal. Padahal penyakit-penyakit tersebut misalnya berbagai virus,cacing,jamur,protozoa, dan basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada orang yang system kekebalan normal. Selain penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena kanker. Dengan demikian gejala AIDS amat bervariasi.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV (Humman Immuno-deficiency Virus). Dewasa ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV 1 dan HIV 2. Sebagian besar di sebabkan oleh HIV 1, sedangkan infeksi oleh  HIV 2 didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV 1 memberi gambaran klinis yang hamper sama. Hanya infeksi  HIV 1 lebihmudah di tularkan dan masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ketubuh) sampai timbulnya penyakit lebih pendek. (Sumber : Lembaran Informasi Spiritia LI610).
2.      Stadium HIV
Infeksi HIV memiliki 4 stadium sampai nantinya menjadi AIDS, yakni:
·         Stadium I, ibu dengan HIV positif tidak akan menunjukkan gejala klinis yang berarti sehingga ibu akan tampak sehat seperti orang normal dan mampu melakukan aktifitasnya seperti biasa.
·         Stadium II, sudah mulai menunjukkan gejala yang ringan seperti terjadi penurunan berat badan kurang dari 10%, infeksi yang berulang pada saluran nafas dan kulit.
·         Stadium III, ibu dengan HIV sudah tampak lemah, gejala dan infeksi sudah mulai bermunculan dan ibu akan mengalami penurunan berat badan yang lebih berat, diare yang tidak kunjung sembuh, demam yang hilang timbul dan mulai mengalami infeksi jamur pada rongga mulut bahkan infeksi sudah menjalar sampai ke paru-paru.
·         Stadium IV, pasien akan menjadi AIDS aktifitas akan banyak dilakukan ditempat tidur karena kondisi dan keadaannya sudah mulai lemah,serta infeksi mulai bermunculan dimana-mana dan cenderung berat.

3.      Etiologi
Dengan melihat tempat hidup HIV ,tentunya bisa diketahui penularan HIV terjadi kalau ada cairan tubuh yang mengandung HIV ,seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, penindik, dan cukur) yang tercemar HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusul oleh wanita yang mengidap HIV (+). (http://www.odhaindonesia.org/trackback/43).
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular. Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi waktu melahirkan atau menyusui, bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama. Selama proses persalinan, bayi dalam keadaan beresiko tertular ileh darah ibu.Air susu ibu(ASI) dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus itu. Jadi jika bayi disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular. (http://www.odhaindonesia.org/trackback/44).
4.      Patofisiologi
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini senang hidupdan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV aka nada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang cairan vagina,air susu ibu atau cairan otak.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang di sebut “sel T-4” atau disebut juga “sel CD-4”
Setelah terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan mengalami gejala yang di sebut sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya yaitu berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, miagia(pegal-pegal di ekstremitas bawah) pembesaran kalenjer dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi berat dapat di sertai kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu. Dalam waktu 3-6 bulan kemudian,tes serologi baru akan positif,karena telah terbentuk antibody.Masa 3-6 bulan ini di sebut Window Periode, dimana penderita dapat menularkan namun secara laboratorium hasil tes HIV nya masih negatif.
5.      Prognosis
Pemaparan terhadap HIV tidak selalu mengakibatkan penularan, beberapa orang yang terpapar HIV selama bertahun-tahun tidak bisa terinfeksi. Disisi lain seseorang yang terinfeksi tidak bisa menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai resiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada beberapa tahun pertama. Resiko ini meningkat 5 % pada setiap tahun berikutnya. Tekhnik penghitungan jumlah virus HIV (plasma RNA) dalam darah seperti polymerase chain reaction (PCR) dan branched deoxyribonucleid acid (bDNA) test membantu dokter untuk memonitor efek pengobatan dan membantu penilaian prognosis penderita. Kadar virus ini akan bervariasi mulai kurang dari beberapa ratus sampai lebih dari sejuta virus RNA /ml plasma.
Dengan HIV, antibodi nya di hasilkan dalam jangka waktu 3-8 minggu. Tahap berikutnya sebelum antibody tersebut dapat dideteksi dikenal sebagai “tahap jendela”. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan sampel darah,air liur atau air kensing. Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10-20 menit. Suatu hasil positif biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih lanjut. Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan sebelum-selama-dan sesudahnya.
Jumlah normal dari sel-sel CD4+T pada seseorang yabg sehat adalah 800-1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel –sel CD4+T nya terhitung dibawah 200,dia menjadi semakin mudah di serang oleh infeksi-infeksi oportunistik.
6.      Gejala Klinis

1.      Diare : Adanya diare pada HIV/AIDS akan menyebabkan hilangnya zat gizi dalam tubuh seperti vitamin dan mineral, sehingga harus di berikan asupan gizi yang tepat, terutama yang mengandung larutan zat gizi mikro, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang randah serat dan tinggi kalium dan magnesium seperti jus pisang, jus alpukat.
2.      Sesak nafas: Dianjurkan makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat untuk mengurangi CO2  dengan porsi kecil tapi sering. Bila asupan makana dalam sehari tidak mencukupi kebutuhan kalori sehingga dapat menyebabkan pasien menjadi lemah, perlu diberikan makanan tambahan dalam bentuk formula (makanan suplemen). Pemberiann makanan dapat dilakukan pada pasien dalam posisi setangah duduk agar aliran O2 ke paru lebih optimal.
3.      Gangguan penyerapan lemak(malabsorbsi lemak): Pasien dengan gangguan penyerapan lemak di berikan diet rendah lemak. Dianjurkan menggunakan sumber lemak/ minyak nabati yang mengandung asam lemak tak jenuh,seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak sawit. Perlu tambahan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K)
4.      Demam: Pada pasien yang demam akan terjadi peningkatan pemakaian kalori dan kehilangan cairan. Untuk itu diberikan makanan lunak dalam porsi kecil tapi sering dalam jumlah lebih dari biasanya dan dianjurkan minum lebih dari 2 liter atau 8 gelas/ hari.
5.      Penurunan berat badan: Pasien yang berat badannya menurun secara drastic harus dicari penyebabnya. Pastikan apakah ada infeksi oportunistik yang tidak terdiagnosis. Bila pasien tidak dapat makan secara oral maka di berikan secara parenteral. Makanan yang dianjurkan adalah tinggi kalori, tinggiprotein secara bertahap dengan porsi kecil tapi sering serta padat kalori dan rendah serat.

7.      DIAGNOSA
Diagnosa pada saat infeksi pertama, mungkin sulit ditegakkan karena gejalanya ringan mirip dengan infeksi influenza biasa. Setelah 44-45 hari terinfeksi barulah akan dapat dilakukan pemeriksaan antibody dengan mempergunakan pemeriksaan enzim immunoassay (EIA). Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas 97% sedangkan spesifitas nya mendekati 99,4% (sempurna) untuk diagnosis infeksi virus HIV.
Selain pemeriksaan diatas ada juga pemeriksaan lainnya, yaitu:
·         Tes langsung terhadap virus HIV , pada infeksi primer
·         Kultur virus HIV untuk/dengan menetapkan terdapatnya p 24 antigen.
·         Polymerase chain reaction (PCR) untuk menetapkan HIV 1 –proviral DNA.
Dalam permulaan infeksi akan dijumpai:
·         Lemah dan cepat lelah
·         Riwayat TBC sebelumnya
·         Terjadi infeksi berulang pada: infeksi paru pneumonia, Kandidadiasis vagina, terjadi infeksi PID berulang
·         Terjadi diare berulang tanpa sebab yang jelas
Setelah melewati masa set point dan mulai menuju AIDS barulah pemeriksaan fisik akan dijumpai berbagai bentuk menifestasi immunosupresi tubuh, dan mulai muncul infeksi skunder, yaitu:
·      Suara paru yang abnormal : menunjukkan mulai terjadi infeksi skunder pneumonia
·      Pembesaran kalenjer diseluruh tubuh , sebagai tempat berkembang biaknya virus HIV-tempat sekitar 95% CD4 tersimpan
·      Pada mulut terjadi infeksi skunder sehingga dijumpai sariawan
Dengan demikian, derajat infeksi HIV dapat ditetapkan untuk dapat memberikan pengobatan adekuat. Perkembangan lebih lanjut akan terjadi infeksi skunder dan keganasan oleh karena daya tahan tubuh sudah tidak mampu mengatasi infeksi HIV. Secara laboratorium, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)semakin  cepat terjadi jika CD4 kurang dari 200 sel/UI.
Infeksi skunder yang sering terjadi adalah;
·         Pneumocytis carinii
·         Toksoplasmosis
·         Mycobacterium avium complex
·         Streptococcus / Stafilococcus
·         Keganasan yang sering menyertai AIDS adalah:
o   Karsinoma
o   Sarkoma
o   Menurunnya reaksi terhadap toksin karena gangguan fungsi liver
o   Menurunnya pengeluaran interkulin 2, dengan akibat menghambat kemampuan CD4 untuk bereaksi terhadap HIV
o   Akibat CD4 menjadi tempat replikasi HIV, maka umurnya makin pendek
o   Diketahui bahwa CD4 hanya 2-4% beredar dalam sirkulasi, sebagian besar dalam kalenjer limfa di seluruh tubuh.
8.      Pencegahan
Ada cara pencegahan penu laran HIV dari ibu ke bayi. Caranya dengan melakukan screening yang baik. Cara lainnya dengan pemberian obat antiretroviral pada ibu positif. Selain itu dengan melakukan persalinan yang aman pada saat kehamilan,selama persalinan .
Hampir setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya para ibu tersebut biasanya mendapatkan penyuluhan mengenai kesehatan dan perawatan kehamilan, nutrisi dan keluarga berencana dari petugas kesehatan. Informasi mengenai HIV/AIDS dan penularan HIV dari ibu ke anak sebetulnya sangat tepat di sisipkan dalam kunjungan pemeriksaan kehamilan. Setelah mendapat penyuluhan dan konseling, tes HIV suka rela juga dapat disertakan atas persetujuan ibu didalam paket periksa darah lainnya di laboratorium.
Pencegahan penularan HIV dari ibu kepada bayinya dilakukan dengan cara mendapatkan obat anti HIV. Kepada ibu hamil yang di ketahui terinfeksi HIV, pada trimester kedua dan ketiga (6 bulan terakhir) di berikan AZT per-oral (melalui mulut), sedangkan pada saat persalinan di berikan AZT melalui infuse.
Kepada Bayi baru lahir diberikan AZT selama 6 minggu. Tindakan tersebut telah berhasil menurunkan angka penularan HIV dari ibu kepada bayinya, dari 25 % menjadi 8 %. Pada persalinan normal kemungkinan penularan HIV lebih besar, karena itu pada hamil yang terinfeksi HIV kadang dianjurkan untuk menjalani operasi sesar.
Manejemen ibu hamil penderita AIDS apakah ibu hamil seropositif tanpa gejala atau dengan gejala. Sebaiknya setiap ibu hamil mendapatkan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
·         Identifikasi Resiko tinggi : pemakai narkotika intravena,pasangan seksualnya memakai narkotika intravena, biseksual dengan HIV positif penderita PHS, pekerja WTS
·         Dilakukan pemeriksaan darah terhadap HIV
·         Diberikan penimgkatan pengetahuan tentang AIDS
·         Konseling tentang masalah AIDS
·         Pencegahan sumber infeksi
Ada beberapa strategi yang penting dalam mencegah penularan HIV dari ibu ke bayinya :
·         Berikan obat-obatan antiretroviral. Obat ini bekerja langsung menghambat replikasi dan perkembangan virus HIV.
·         Melakukan persalinan yang aman pada saat sebelum persalinan, saat persalinan, sesudah persalinan, cara persalinan yang dianjurka pada ibu positif HIV adalah dengan operasi, karena dapat di tekan angka penularan HIV nya 50% di bandingkan dengan persalinan normal.
·         Pemasangan electrode pada kulit kepala janin harus dihindari sehingga mengurangi infeksi intrapartum kepada bayinya.
·         Hindari pemecahan ketuban sehingga dapat mengurangi kontaminasi langsung antara jalan lahir dan bagian terendah bayi
·         Persalinan sebaiknya di percepat, sehingga mengurangi waktu terlalu lama berhubungan / kontak langsung antara bagian terendah dan jalan lahir
·         Setelah anak dilahirkan, ada beberapa hal yang harus di perhatikan, di sarankan bagi ibu yang melahirkan anak dengan HIV positif sebaiknya tidak menyusui karena dapat terjadi penularan HIV dari ibu kebayi antara 10-20%, terlebih jika payudara ibu mengalami perlukaan lecet ataupun radang.
·         Anak yang terlahir dari ibu HIV (+) dianjurkan oleh WHO dan UNICEF untuk di berikan imunisasi dasar menurut program nasional (BCG,DPT,OPV,Campak).
·         Pada ibu yang HIV (+) setelah bersalin, di harapkan dalam waktu 4 minggu harus sudah menggunakan alat kontrasepsi dan tidak di perkenankan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim seperti IUD karena kekebalan ibu sudah menurun dan akan memperbesar resiko infeksi yang terjadi pada rahim akibat adanya benda asing didalam tubuh.






B. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
            Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat di capai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memeberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan,dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien(varney,1997)
            Proses manajemen menurut varney(1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan diamana setiap langkah di smepurnakan secara periodik. Proses di mulai dengan mengumpulkan data dasar& berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di aplikasikan dalam situasi apapun.
Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan di lakukan secara berkesinambungan, yaitu:
1.      Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap
2.      Mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkaan interpretasi yang benar dari data tersebut.
3.      Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi
4.      Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter
5.      Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh
6.      Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
7.      Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan

Langkah-langkah dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pembahasan singkat mengenai langkah-langkah tersebut mungkin akan lebih memperjelas proses pemikiran dalam proses klinis yang berorientasi pada langkah ini.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data sehingga dapat di ketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data-data yang di kumpulkan meliputi:
1.Data Subjektif
a.      Biodata atau identitas klien dan suami
Yang perlu dikaji:nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat ( maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi atau mengenal klien)

b.      Keluhan utama
Merupakan alsan utama klien untuk atang ke RS dan apa-apa saja yang dirsakan klien. Kemungkinan yang ditemui pada kehamilan dengan HIV/AIDS adalah: berat badan menurun,diare yang tidak kunjung sembuh sudah seminggu yang lalu dengan frekuensi 5-6x/hari,demam yang hilang timbul,sariawan pada mulut.

c.       Riwayat perkawinan
Kemungkinan di ketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin baru hamil
Jika kehamilan dengan HIV/AIDS ini biasanya ibu + mengidap HIV/AIDS.

d.      Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persaliann,siklus,lama,banyaknya,bau,warna, dan apakah nyeri waktu haid,serta kapan mendapat haid pertama kalinya.

e.       Riwayat obstetric yang lalu
Jika ibu mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS kemungkinan ibu mengidap HIV/AIDS +

f.       Riwayat kehamilan sekarang
-          kemungkinan ibu merasakan pergerakan janin
-          kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali
-          kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga  kesehatan,mendapatkan imunisasi TT, an tablet Fe
-          kemungkinan adanya tanda dan gejala ibu mengidap HIV/AIDS +

g.      Riwayat kesehatan
Pada kehamilan dengan HIV/AIDS kemungkinan ibu mengidap atau tertular penyakit HIV/AIDS + (ini di lakukan untuk mengetahui kesehatan dan keadaan ibu)
h.      Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan,penyakit menular, atau riwayat HIV/AIDS (pengkajian terhadap kesehatan keluarga).

i.        Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak

j.        Riwayat seksualitas
Kemungkinan ibu mengalami tanda dan gejala mengidap HIV/AIDS , dan apakah aktifitasnya normal atau ada gangguan

k.      Riwayat sosial,ekonomi dan budaya
Kemungkinan hubungan ibu dengan suami,keluarga baik. Dan kemungkinan hubungan ibu,suami dan keluarga di masyarakat kurang baik,kemungkinan ekonomi yang kurang mencukupi, serta adanya ketidaknyamanan di dalam lingkungan sekitar.

l.        Riwayat spiritual
Kemungkinan ibu melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik

m.    Riwayat psikologis
n.      Kemungkinan adanya tanggapan ibu dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan ini. Kemungkinan ibu dan suaminya mengharapkan  dan senang dengan kehamilan ini atau kemungkinan ibu cemas dan gelisah dengan kehamilannya.

o.      Kebutuhan dasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses eliminasi,aktifitas sehari-hari,istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.
2. Data Objektif
Data di kumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus
a.      Pemeriksaan umum.
Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,nafas,suhu,tinggi badan,berat badan, dan keadaan umum
Pada keadaan HIV/AIDS :keadaan umum ibu kurang baik , kesadaran compos mentis

b.      Pemeriksaan khusus
1.      Secara inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang dinilai dari kepala sampai kaki.Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal,kebersihan kulit,rambut,muka,conjunctiva,sklera,hidung,dan telinga. Mulut apakah ada caries dentis,stomatitis,karang gigi,leher apakah ada pemebesaran kalenjer gondok,payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan puting susu menonjol atau tidak. Kolostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan,apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada haemoroid,ekstremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
Didapatkan pada ibu kehamilan HIV +:
- muka tidak oedema
-konjunctiva anemis
-sklera tidak ikterik
-gigi bersih tidak ada karies
-kalenjer thyroid tidak ada pembesaran
-mamae membesar kiri kanan,simetris,areola hyperpigmentasi,putting susu menonjol,kolostrum belum keluar, tidak ada benjolan.

2.      Secara palpasi
Dengan menggunakan cara leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah:
-          Leopold I: tinggi fundus uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian   kepala,bokong atau lainnya
-          Leopold II: Pada dinding perut sebelah kiri atau kanan kemungkinan teraba punggung, anggota gerak atau bokong,kepala
-          Leopold III: pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala,bokong ataupun yang lainnya.
-          Leopold IV: kemungkinan bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul dan seberapa jauh masuknya di hitung dengan per limaan jari

3.       Secara auskultasi
Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin,frekuensinya teratur atau tidak,dan posisi punctum maxumumnya.
4.      Secara perkusi
Kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif
5.       Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal atau tidak dengan menggunakan pengukuran jangka panggul
6.       Pemeriksaan tafsiran berat janin(TBJ)
Kemungkinan berat badan janin Dengan rumus: (TFU dalam cm-13)155

c.       Pemeriksaan Penunjang

1.      Laboratorium:
Darah: (+) HIV, Hb 10gr%, test bDNA dan CD4 (+) HIV
Urine: kemungkinan yang di temui kehamilan dengan HIV/AIDS protein urine (-)
 dan glukosa urine (-)

2.       USG
kemungkinan keadaan janin dalam keadaan baik/tidak

3.      pemeriksaan cardiografi(CTG)
kemungkinan normal/tidak

4.      .pemeriksaan amnioskopi
Kemungkinan normal/tidak
5.      pemeriksaan sitologi
kemungkinan normal/tidak

Langkah 2: Interpretasi Data Dasar
      Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan sehingga di temukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tiak dapat di selesaikan seperti diagnosa membutuhkan penangananan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Diagnosa yang di tegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu:
1.      Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2.      Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3.      Memiliki ciri khas kebidanan
4.      Dapat diselesaikan dengan pendekatan amanjemen kebidanan
5.      Di dukung oleh clinial judgement dalam lingkup praktek kebidanan

Berdasarkan kasus kehamilan dengan HIV/AIDS ini,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah:
a.       Diagnosa kebidanan
1)      Kehamilan dengan HIV/AIDS,G..,P..,A..,H
                  Dasar :HPHT,TP,gerakan janin(+), hasil tes bDNA dan CD4 (+) HIV
b.      Masalah
                  Kemungkinan masalah yang timbul adalah janin dapat tertular HIV(+) dan BBLR
                  Dasar: ibu mengidap HIV/AIDS (+)       
c.       Kebutuhan
1)      Dukungan psikologis
Dasar:kehamilan dengan HIV/AIDS (+)
2)      kebersihan vulva
Dasar: menciptakan rasa nyaman, pencegahan infeksi
3).dll

Langkah 3: Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial
      Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bial diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:
a.       Pada janin
Janin dapat tertular HIV (+) dan BBLR

Langkah 4: Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera
      Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di konsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan HIV/AIDS ini adalah:
a.       Janin tertular HIV/AIDS dan BBLR
Tindakan yang segera diberikan adalah:
-          Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan

Langkah 5: Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
      Suatu rencana asuhan yang harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tiadk dilakukakn. Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan pada kasus kehamilan dengan HIV/AIDS ini adalah:

1.      lakukan konseling pra dan pasca test HIV dengan memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2.      anjurkan ibu dalam berhubungan seksual menggunakan perlindungan untuk mencegah penularan HIV yang lebih lanjut.
3.      anjurkan ibu makan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein secara teratur dan menghindari makanan dengan bahan pengawet.
4.      anjurka ibu untuk banyak minum air putih 8gelas/hari paling sedikit.
5.      beri ibu tablet Fe dan jelaskan cara mengkonsumsinya
6.      anjurkan ibu minum obat atas intruksi/kolaborasi dengan dokter yaitu obat antiretroviral(ARV) untuk mencegah bayi tertular HIV(+)
7.      anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter spesialis kandungan
8.      beritahu ibu bahwa ibu mengidap penyakit HIV dan persalinannya nanti tidak bias di tolong oleh bidan.
9.      beritahu ibu untuk dapat melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
10.  beritahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan pervaginam yang tiba-tiba,sakit kepala yang hebat,pandangan kabur,keluar air-air yang banyak dari vagina sebelum usia kandungan 9 bulan.
11.  beritahu ibu cara ber KB yang baik dan aman bagi ibu bila ibu telah melahirkan nanti
12.  beritahu ibu bahwaibu tidak di anjurkan untuk menyusui abyinay ketika selesai proses persalinan.karena mengingat resiko dapat menularkan kepada bayinya.
13.  dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan.





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

·         HIV adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan gejala akibat  kekurangan atau kelemahan system kekebalan tubuh yang di bentuk setelah lahir. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia
·         HIV terdiri dari 4 stadium (stadium I, stadium II, stadium III, stadium IV)
·         Etiologi dari HIV bisa dari berhubungan seksual dengan penderita HIV, sering gonta ganti pasangan seks, penggunaan jarum suntik secara bergantian, bagi ibu hamil langsung dari ibu ke janin mlalui plasenta
·         Patofisiologi HIV ini merupakan  jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini senang hidupdan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV aka nada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang cairan vagina,air susu ibu atau cairan otak.
·         Pemaparan terhadap HIV tidak selalu mengakibatkan penularan, beberapa orang yang terpapar HIV selama bertahun-tahun tidak bisa terinfeksi. Disisi lain seseorang yang terinfeksi tidak bisa menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai resiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada beberapa tahun pertama. Resiko ini meningkat 5 % pada setiap tahun berikutnya
·         Gejala klinis dari HIV antara lain adalah: diare, sesak nafas, gangguan penyerapan lemak, demam, dan penurunan berat badan.
·         Pemeriksaan untuk mendiagnosa seseorang HIV(+) adalah dengan cara pemeriksaan antibody dengan mempergunakan pemeriksaan enzim immunoassay (EIA), selain itu juga bisa pemeriksaan dengan tes langsung pada virus HIV(infeksi primer), kultur HIV untuk mendapatkan p24 antigen, dan polymerase chain reaction (PCR) untuk menetapkan HIV 1-proviral DNA.
·         Ada cara pencegahan penu laran HIV dari ibu ke bayi. Caranya dengan melakukan screening yang baik. Cara lainnya dengan pemberian obat antiretroviral pada ibu positif. Selain itu dengan melakukan persalinan yang aman pada saat kehamilan,selama persalinan .
·         Konsep manajemen asuhan kebidan pada kehamilan dengan HIV /AIDS menggunakan cara verney:
-          Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap
-          Mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkaan interpretasi yang benar dari data tersebut.
-          Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi
-          Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter
-          Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh
-          Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
-          Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan































DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,dkk, Pengantar Kuliah obstetri,2007, Jakarta: EGC

Yeyeh ai, Yulianti Lia, Asuhan Kebidanan 4(Patologi Kebidanan), 2010, Jakarta: TIM

Prawirohardjo Sarwono, Ilmu Kebidanan Edisi keempat Cetakan kedua, 2009, Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

  

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar