MAKALAH
ASKEB
IV (PATOLOGI KEBIDANAN)
“KEHAMILAN
DENGAN HIV/AIDS”
Oleh Kelompok 30 :
POPI SOVINA
RIVA TRIYUNISEL
Pembimbing: Devi Syrief,
S.Si.T,M.Keb
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul
“KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS”.
Penyusunan
makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.Selain itu,
untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul
makalah yang kami susun.
Dalam
penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun berkat
partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
penyusunan makalah.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita
semua. Amin.
Padang,
25 Maret 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar………….………………………………………………………..……………
Daftar Isi…….…………………….……………….……………………………….…………
Bab
I : Pendahuluan
I.I : Latar Belakang………………….…………………………………….……………
I.2
: Tujuan……………………………………………………….……………………...
Bab
II :
Pembahasan
2.1 : Tinjauan
materi……………………………………………………………………..
2.2 : Konsep dasar manajemen
kebidanan……………………………………………….
2.3 : Data focus…………………………………………………………………………….
Bab III :
Penutup
3.I : Kesimpulan……………..…………………………………………………………
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
HIV
adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan
gejala akibat kekurangan atau kelemahan
system kekebalan tubuh yang di bentuk setelah lahir. AIDS merupakan singkatan
dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,penyakit
ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia. (Sarwono, Ilmu
Kebidanan)
Kendatipun
tidak seganas SARS (severe acute
rekspiratory syndrome) yang menimbulkan kematian dalam hitungan hari,maka
infeksi Human Immunodeficiency virus sangat
merisaukan dunia, karena jumlahnya setiap hari semakin meningkat, sementara itu
pengobatannya belum ditemukan. (Manuaba,Pengantar Kuliah Obstetri)
Diseluruh
dunia diperkirakan 30 juta orang telah mengidap infeksi HIV,sedangkan anak-anak
diperkirakan sekitar 1,4-2 juta tertular dengan berbagai cara. Diperkirakan
juga bahwa setiap hari infeksi HIV bertambah sekitar 100.000 orang, sementara
yang sedang menderita tidak dapat diobati dengan baik. Indonesia yang terletak
diantara dua samudera dan dua benua , 245.000 orang telah mengidap infeksi HIV.
Distribusi
infeksi HIV pada orang berumur antara 20-49 tahun yang merupakan masa produksi
aktif. Sekitar 90-95 % dengan 24-30 % diantaranya adalah wanita.
B.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa itu HIV
2.
Untuk mengetahui klasifikasi stadium
dari HIV
3.
Untuk mengetahui etiologi HIV
4.
Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi
HIV
5.
Untuk mengetahui berapa Prognosis dari
HIV
6.
Untuk mengetahui bagaimana gejala HIV
7.
Untuk mengetahui cara menegakkan
diagnosa HIV
8.
Untuk mengetahui cara pencegahan HIV
9. Untuk
mengetahui bagaimana konsep dasar manajemen kebidanan untuk kehamilan dengan
HIV
BAB
II
PEMBAHASAN
A.TINJAUAN MATERI
1. Definisi
HIV
adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan
gejala akibat kekurangan atau kelemahan
system kekebalan tubuh yang di bentuk setelah lahir. (Sarwono.Ilmu Kebidanan).
AIDS
merupakan singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome. Acquired
artinya didapat, jadi bukan merupakan penyakit keturunan, Immuno berarti system kekebalan tubuh, Deficienci artinya kekurangan,sedangkan Syndrome adalah kumpulan gejala. AIDS adalah penyakit yang di
sebabkan oleh virus yang merusak kekebalan tubuh,sehingga tubuh mudah di serang
oleh penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat fatal. Padahal
penyakit-penyakit tersebut misalnya berbagai virus,cacing,jamur,protozoa, dan
basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada orang yang system kekebalan
normal. Selain penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena kanker.
Dengan demikian gejala AIDS amat bervariasi.
Virus
yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV (Humman Immuno-deficiency
Virus). Dewasa ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV 1 dan HIV 2. Sebagian
besar di sebabkan oleh HIV 1, sedangkan infeksi oleh HIV 2 didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV
1 memberi gambaran klinis yang hamper sama. Hanya infeksi HIV 1 lebihmudah di tularkan dan masa sejak
mulai infeksi (masuknya virus ketubuh) sampai timbulnya penyakit lebih pendek.
(Sumber : Lembaran Informasi Spiritia LI610).
2.
Stadium
HIV
Infeksi HIV memiliki 4
stadium sampai nantinya menjadi AIDS, yakni:
·
Stadium I, ibu dengan HIV positif tidak
akan menunjukkan gejala klinis yang berarti sehingga ibu akan tampak sehat
seperti orang normal dan mampu melakukan aktifitasnya seperti biasa.
·
Stadium II, sudah mulai menunjukkan
gejala yang ringan seperti terjadi penurunan berat badan kurang dari 10%,
infeksi yang berulang pada saluran nafas dan kulit.
·
Stadium III, ibu dengan HIV sudah tampak
lemah, gejala dan infeksi sudah mulai bermunculan dan ibu akan mengalami
penurunan berat badan yang lebih berat, diare yang tidak kunjung sembuh, demam
yang hilang timbul dan mulai mengalami infeksi jamur pada rongga mulut bahkan
infeksi sudah menjalar sampai ke paru-paru.
·
Stadium IV, pasien akan menjadi AIDS
aktifitas akan banyak dilakukan ditempat tidur karena kondisi dan keadaannya sudah
mulai lemah,serta infeksi mulai bermunculan dimana-mana dan cenderung berat.
3.
Etiologi
Dengan
melihat tempat hidup HIV ,tentunya bisa diketahui penularan HIV terjadi kalau
ada cairan tubuh yang mengandung HIV ,seperti hubungan seks dengan pasangan yang
mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, penindik, dan cukur)
yang tercemar HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusul
oleh wanita yang mengidap HIV (+). (http://www.odhaindonesia.org/trackback/43).
Bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular. Walaupun
janin dalam kandungan dapat terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi waktu
melahirkan atau menyusui, bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut
lama. Selama proses persalinan, bayi dalam keadaan beresiko tertular ileh darah
ibu.Air susu ibu(ASI) dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus itu.
Jadi jika bayi disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular. (http://www.odhaindonesia.org/trackback/44).
4.
Patofisiologi
HIV
adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau
media hidup. Virus ini senang hidupdan berkembang biak pada sel darah putih
manusia. HIV aka nada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih,
seperti darah, cairan plasenta air mani atau cairan sperma, cairan sumsum
tulang cairan vagina,air susu ibu atau cairan otak.
HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang di sebut “sel T-4”
atau disebut juga “sel CD-4”
Setelah
terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan mengalami gejala yang di sebut sindrom
HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya yaitu
berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, miagia(pegal-pegal di ekstremitas
bawah) pembesaran kalenjer dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi berat
dapat di sertai kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam
beberapa minggu. Dalam waktu 3-6 bulan kemudian,tes serologi baru akan
positif,karena telah terbentuk antibody.Masa 3-6 bulan ini di sebut Window Periode, dimana penderita dapat
menularkan namun secara laboratorium hasil tes HIV nya masih negatif.
5.
Prognosis
Pemaparan
terhadap HIV tidak selalu mengakibatkan penularan, beberapa orang yang terpapar
HIV selama bertahun-tahun tidak bisa terinfeksi. Disisi lain seseorang yang
terinfeksi tidak bisa menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa
pengobatan, infeksi HIV mempunyai resiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada beberapa
tahun pertama. Resiko ini meningkat 5 % pada setiap tahun berikutnya. Tekhnik penghitungan
jumlah virus HIV (plasma RNA) dalam darah seperti polymerase chain reaction (PCR) dan branched deoxyribonucleid acid (bDNA) test membantu dokter untuk
memonitor efek pengobatan dan membantu penilaian prognosis penderita. Kadar
virus ini akan bervariasi mulai kurang dari beberapa ratus sampai lebih dari
sejuta virus RNA /ml plasma.
Dengan
HIV, antibodi nya di hasilkan dalam jangka waktu 3-8 minggu. Tahap berikutnya
sebelum antibody tersebut dapat dideteksi dikenal sebagai “tahap jendela”.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan sampel darah,air liur atau air
kensing. Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10-20
menit. Suatu hasil positif biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih
lanjut. Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan
sebelum-selama-dan sesudahnya.
Jumlah
normal dari sel-sel CD4+T pada seseorang yabg sehat adalah 800-1200 sel/ml
kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel –sel CD4+T nya terhitung
dibawah 200,dia menjadi semakin mudah di serang oleh infeksi-infeksi
oportunistik.
6.
Gejala
Klinis
1. Diare
: Adanya diare pada HIV/AIDS akan menyebabkan hilangnya zat gizi dalam tubuh
seperti vitamin dan mineral, sehingga harus di berikan asupan gizi yang tepat,
terutama yang mengandung larutan zat gizi mikro, untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang. Dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang randah serat dan
tinggi kalium dan magnesium seperti jus pisang, jus alpukat.
2. Sesak
nafas: Dianjurkan makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat untuk mengurangi
CO2 dengan porsi kecil tapi sering. Bila
asupan makana dalam sehari tidak mencukupi kebutuhan kalori sehingga dapat
menyebabkan pasien menjadi lemah, perlu diberikan makanan tambahan dalam bentuk
formula (makanan suplemen). Pemberiann makanan dapat dilakukan pada pasien
dalam posisi setangah duduk agar aliran O2 ke paru lebih optimal.
3. Gangguan
penyerapan lemak(malabsorbsi lemak): Pasien dengan gangguan penyerapan lemak di
berikan diet rendah lemak. Dianjurkan menggunakan sumber lemak/ minyak nabati
yang mengandung asam lemak tak jenuh,seperti minyak kedelai, minyak jagung,
minyak sawit. Perlu tambahan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K)
4. Demam:
Pada pasien yang demam akan terjadi peningkatan pemakaian kalori dan kehilangan
cairan. Untuk itu diberikan makanan lunak dalam porsi kecil tapi sering dalam
jumlah lebih dari biasanya dan dianjurkan minum lebih dari 2 liter atau 8
gelas/ hari.
5. Penurunan
berat badan: Pasien yang berat badannya menurun secara drastic harus dicari
penyebabnya. Pastikan apakah ada infeksi oportunistik yang tidak terdiagnosis.
Bila pasien tidak dapat makan secara oral maka di berikan secara parenteral.
Makanan yang dianjurkan adalah tinggi kalori, tinggiprotein secara bertahap
dengan porsi kecil tapi sering serta padat kalori dan rendah serat.
7.
DIAGNOSA
Diagnosa
pada saat infeksi pertama, mungkin sulit ditegakkan karena gejalanya ringan
mirip dengan infeksi influenza biasa. Setelah 44-45 hari terinfeksi barulah
akan dapat dilakukan pemeriksaan antibody dengan mempergunakan pemeriksaan
enzim immunoassay (EIA). Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas 97% sedangkan
spesifitas nya mendekati 99,4% (sempurna) untuk diagnosis infeksi virus HIV.
Selain pemeriksaan
diatas ada juga pemeriksaan lainnya, yaitu:
·
Tes langsung terhadap virus HIV , pada
infeksi primer
·
Kultur virus HIV untuk/dengan menetapkan
terdapatnya p 24 antigen.
·
Polymerase chain reaction (PCR) untuk
menetapkan HIV 1 –proviral DNA.
Dalam permulaan infeksi
akan dijumpai:
·
Lemah dan cepat lelah
·
Riwayat TBC sebelumnya
·
Terjadi infeksi berulang pada: infeksi
paru pneumonia, Kandidadiasis vagina, terjadi infeksi PID berulang
·
Terjadi diare berulang tanpa sebab yang
jelas
Setelah
melewati masa set point dan mulai menuju AIDS barulah pemeriksaan fisik akan
dijumpai berbagai bentuk menifestasi immunosupresi tubuh, dan mulai muncul
infeksi skunder, yaitu:
· Suara
paru yang abnormal : menunjukkan mulai terjadi infeksi skunder pneumonia
· Pembesaran
kalenjer diseluruh tubuh , sebagai tempat berkembang biaknya virus HIV-tempat
sekitar 95% CD4 tersimpan
· Pada
mulut terjadi infeksi skunder sehingga dijumpai sariawan
Dengan
demikian, derajat infeksi HIV dapat ditetapkan untuk dapat memberikan
pengobatan adekuat. Perkembangan lebih lanjut akan terjadi infeksi skunder dan
keganasan oleh karena daya tahan tubuh sudah tidak mampu mengatasi infeksi HIV.
Secara laboratorium, acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS)semakin
cepat terjadi jika CD4 kurang dari 200 sel/UI.
Infeksi skunder yang
sering terjadi adalah;
·
Pneumocytis carinii
·
Toksoplasmosis
·
Mycobacterium avium complex
·
Streptococcus / Stafilococcus
·
Keganasan yang sering menyertai AIDS
adalah:
o
Karsinoma
o
Sarkoma
o
Menurunnya reaksi terhadap toksin karena
gangguan fungsi liver
o
Menurunnya pengeluaran interkulin 2,
dengan akibat menghambat kemampuan CD4 untuk bereaksi terhadap HIV
o
Akibat CD4 menjadi tempat replikasi HIV,
maka umurnya makin pendek
o
Diketahui bahwa CD4 hanya 2-4% beredar
dalam sirkulasi, sebagian besar dalam kalenjer limfa di seluruh tubuh.
8. Pencegahan
Ada
cara pencegahan penu laran HIV dari ibu ke bayi. Caranya dengan melakukan screening
yang baik. Cara lainnya dengan pemberian obat antiretroviral pada ibu positif.
Selain itu dengan melakukan persalinan yang aman pada saat kehamilan,selama
persalinan .
Hampir
setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya para
ibu tersebut biasanya mendapatkan penyuluhan mengenai kesehatan dan perawatan
kehamilan, nutrisi dan keluarga berencana dari petugas kesehatan. Informasi
mengenai HIV/AIDS dan penularan HIV dari ibu ke anak sebetulnya sangat tepat di
sisipkan dalam kunjungan pemeriksaan kehamilan. Setelah mendapat penyuluhan dan
konseling, tes HIV suka rela juga dapat disertakan atas persetujuan ibu didalam
paket periksa darah lainnya di laboratorium.
Pencegahan
penularan HIV dari ibu kepada bayinya dilakukan dengan cara mendapatkan obat
anti HIV. Kepada ibu hamil yang di ketahui terinfeksi HIV, pada trimester kedua
dan ketiga (6 bulan terakhir) di berikan AZT per-oral (melalui mulut),
sedangkan pada saat persalinan di berikan AZT melalui infuse.
Kepada
Bayi baru lahir diberikan AZT selama 6 minggu. Tindakan tersebut telah berhasil
menurunkan angka penularan HIV dari ibu kepada bayinya, dari 25 % menjadi 8 %.
Pada persalinan normal kemungkinan penularan HIV lebih besar, karena itu pada
hamil yang terinfeksi HIV kadang dianjurkan untuk menjalani operasi sesar.
Manejemen
ibu hamil penderita AIDS apakah ibu hamil seropositif tanpa gejala atau dengan
gejala. Sebaiknya setiap ibu hamil mendapatkan langkah-langkah pelaksanaan
sebagai berikut:
·
Identifikasi Resiko tinggi : pemakai
narkotika intravena,pasangan seksualnya memakai narkotika intravena, biseksual
dengan HIV positif penderita PHS, pekerja WTS
·
Dilakukan pemeriksaan darah terhadap HIV
·
Diberikan penimgkatan pengetahuan
tentang AIDS
·
Konseling tentang masalah AIDS
·
Pencegahan sumber infeksi
Ada beberapa strategi
yang penting dalam mencegah penularan HIV dari ibu ke bayinya :
·
Berikan obat-obatan antiretroviral. Obat
ini bekerja langsung menghambat replikasi dan perkembangan virus HIV.
·
Melakukan persalinan yang aman pada saat
sebelum persalinan, saat persalinan, sesudah persalinan, cara persalinan yang
dianjurka pada ibu positif HIV adalah dengan operasi, karena dapat di tekan
angka penularan HIV nya 50% di bandingkan dengan persalinan normal.
·
Pemasangan electrode pada kulit kepala
janin harus dihindari sehingga mengurangi infeksi intrapartum kepada bayinya.
·
Hindari pemecahan ketuban sehingga dapat
mengurangi kontaminasi langsung antara jalan lahir dan bagian terendah bayi
·
Persalinan sebaiknya di percepat,
sehingga mengurangi waktu terlalu lama berhubungan / kontak langsung antara
bagian terendah dan jalan lahir
·
Setelah anak dilahirkan, ada beberapa
hal yang harus di perhatikan, di sarankan bagi ibu yang melahirkan anak dengan
HIV positif sebaiknya tidak menyusui karena dapat terjadi penularan HIV dari ibu
kebayi antara 10-20%, terlebih jika payudara ibu mengalami perlukaan lecet
ataupun radang.
·
Anak yang terlahir dari ibu HIV (+)
dianjurkan oleh WHO dan UNICEF untuk di berikan imunisasi dasar menurut program
nasional (BCG,DPT,OPV,Campak).
·
Pada ibu yang HIV (+) setelah bersalin,
di harapkan dalam waktu 4 minggu harus sudah menggunakan alat kontrasepsi dan
tidak di perkenankan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim seperti IUD
karena kekebalan ibu sudah menurun dan akan memperbesar resiko infeksi yang terjadi
pada rahim akibat adanya benda asing didalam tubuh.
B. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
Proses
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan
urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari
pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan
tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif dan aman dapat di capai. Dengan demikian proses manajemen harus
mengikuti urutan yang logis dan memeberikan pengertian yang menyatukan
pengetahuan,hasil temuan,dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien(varney,1997)
Proses
manajemen menurut varney(1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan diamana
setiap langkah di smepurnakan secara periodik. Proses di mulai dengan
mengumpulkan data dasar& berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut
membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di aplikasikan dalam situasi
apapun.
Langkah-langkah penerapan manajemen
kebidanan di lakukan secara berkesinambungan, yaitu:
1. Mengumpulkan data yang diperlukan
untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap
2. Mengidentifikasi masalah atau
diagnosa berdasarkaan interpretasi yang benar dari data tersebut.
3. Mengantisipasi masalah potensial
atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah atau diagnosa yang
telah di identifikasi
4. Mengevaluasi perlunya intervensi
segera oleh bidan atau dokter
5. Mengembangkan rencana asuhan yang
menyeluruh
6. Mengembangkan rencana asuhan
tersebut secara efisien dan aman
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
yang telah diberikan
Langkah-langkah
dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pembahasan singkat
mengenai langkah-langkah tersebut mungkin akan lebih memperjelas proses
pemikiran dalam proses klinis yang berorientasi pada langkah ini.
Ketujuh
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan data dan menganalisa data sehingga dapat di ketahui
masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data-data yang di kumpulkan meliputi:
1.Data
Subjektif
a. Biodata
atau identitas klien dan suami
Yang perlu
dikaji:nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat ( maksud pertanyaan
ini adalah untuk mengidentifikasi atau mengenal klien)
b. Keluhan
utama
Merupakan
alsan utama klien untuk atang ke RS dan apa-apa saja yang dirsakan klien. Kemungkinan
yang ditemui pada kehamilan dengan HIV/AIDS adalah: berat badan menurun,diare
yang tidak kunjung sembuh sudah seminggu yang lalu dengan frekuensi
5-6x/hari,demam yang hilang timbul,sariawan pada mulut.
c. Riwayat
perkawinan
Kemungkinan
di ketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin baru hamil
Jika kehamilan dengan HIV/AIDS ini biasanya ibu + mengidap
HIV/AIDS.
d. Riwayat
menstruasi
Yang
ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran
persaliann,siklus,lama,banyaknya,bau,warna, dan apakah nyeri waktu haid,serta
kapan mendapat haid pertama kalinya.
e. Riwayat
obstetric yang lalu
Jika ibu mengalami
kehamilan dengan HIV/AIDS kemungkinan ibu
mengidap HIV/AIDS +
f. Riwayat
kehamilan sekarang
-
kemungkinan
ibu merasakan pergerakan janin
-
kemungkinan
kapan merasakan gerakan janin pertama kali
-
kemungkinan
apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga
kesehatan,mendapatkan imunisasi TT, an tablet Fe
-
kemungkinan
adanya tanda dan gejala ibu mengidap HIV/AIDS +
g. Riwayat
kesehatan
Pada
kehamilan dengan HIV/AIDS kemungkinan ibu mengidap atau tertular penyakit
HIV/AIDS + (ini di lakukan untuk mengetahui kesehatan dan keadaan ibu)
h. Riwayat
kesehatan keluarga
Kemungkinan
ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan,penyakit menular, atau
riwayat HIV/AIDS (pengkajian terhadap kesehatan keluarga).
i.
Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan
ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak
j.
Riwayat seksualitas
Kemungkinan
ibu mengalami tanda dan gejala mengidap HIV/AIDS , dan apakah aktifitasnya
normal atau ada gangguan
k. Riwayat
sosial,ekonomi dan budaya
Kemungkinan
hubungan ibu dengan suami,keluarga baik. Dan kemungkinan hubungan ibu,suami dan
keluarga di masyarakat kurang baik,kemungkinan ekonomi yang kurang mencukupi,
serta adanya ketidaknyamanan di dalam lingkungan sekitar.
l.
Riwayat spiritual
Kemungkinan
ibu melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik
m. Riwayat
psikologis
n. Kemungkinan adanya tanggapan ibu dan
keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan ini. Kemungkinan ibu dan
suaminya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini atau kemungkinan ibu cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
o. Kebutuhan
dasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan
bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses eliminasi,aktifitas
sehari-hari,istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.
2.
Data Objektif
Data di kumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus
a. Pemeriksaan
umum.
Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum
klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan darah,nadi,nafas,suhu,tinggi
badan,berat badan, dan keadaan umum
Pada
keadaan HIV/AIDS :keadaan umum ibu kurang baik , kesadaran compos mentis
b. Pemeriksaan
khusus
1.
Secara
inspeksi
Yaitu
pemeriksaan pandang yang dinilai dari kepala sampai kaki.Yang dinilai ialah
kemungkinan bentuk tubuh yang normal,kebersihan kulit,rambut,muka,conjunctiva,sklera,hidung,dan
telinga. Mulut apakah ada caries dentis,stomatitis,karang gigi,leher apakah ada
pemebesaran kalenjer gondok,payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan
puting susu menonjol atau tidak. Kolostrum ada atau tidak, perut membesar
sesuai dengan tua kehamilan,apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih,
ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada
haemoroid,ekstremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
Didapatkan
pada ibu kehamilan HIV +:
- muka tidak oedema
- muka tidak oedema
-konjunctiva
anemis
-sklera
tidak ikterik
-gigi
bersih tidak ada karies
-kalenjer
thyroid tidak ada pembesaran
-mamae
membesar kiri kanan,simetris,areola hyperpigmentasi,putting susu
menonjol,kolostrum belum keluar, tidak ada benjolan.
2.
Secara
palpasi
Dengan menggunakan cara leopold,
kemungkinan yang ditemukan ialah:
-
Leopold I: tinggi fundus uteri dalam cm, pada
fundus kemungkinan teraba bagian
kepala,bokong atau lainnya
-
Leopold II: Pada dinding perut sebelah kiri atau
kanan kemungkinan teraba punggung, anggota gerak atau bokong,kepala
-
Leopold III: pada bagian terbawah kemungkinan
teraba kepala,bokong ataupun yang lainnya.
-
Leopold IV: kemungkinan bagian terbawah janin
telah masuk pintu atas panggul dan seberapa jauh masuknya di hitung dengan per
limaan jari
3.
Secara auskultasi
Kemungkinan dapat terdengar bunyi
jantung janin,frekuensinya teratur atau tidak,dan posisi punctum maxumumnya.
4.
Secara
perkusi
Kemungkinan refleks patella kiri dan
kanan positif
5.
Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal atau tidak dengan
menggunakan pengukuran jangka panggul
6.
Pemeriksaan tafsiran berat janin(TBJ)
Kemungkinan
berat badan janin Dengan rumus: (TFU dalam cm-13)155
c. Pemeriksaan
Penunjang
1.
Laboratorium:
Darah: (+)
HIV, Hb 10gr%, test bDNA dan CD4 (+) HIV
Urine:
kemungkinan yang di temui kehamilan dengan
HIV/AIDS protein urine (-)
dan glukosa urine (-)
2.
USG
kemungkinan
keadaan janin dalam keadaan baik/tidak
3.
pemeriksaan
cardiografi(CTG)
kemungkinan
normal/tidak
4.
.pemeriksaan
amnioskopi
Kemungkinan
normal/tidak
5.
pemeriksaan
sitologi
kemungkinan
normal/tidak
Langkah 2: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan sehingga di
temukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa
masalah tiak dapat di selesaikan seperti diagnosa membutuhkan penangananan yang
dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering
menyertai diagnosa. Diagnosa yang di tegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu:
1.
Diakui
dan telah disahkan oleh profesi
2.
Berhubungan
langsung dengan praktek kebidanan
3.
Memiliki
ciri khas kebidanan
4.
Dapat
diselesaikan dengan pendekatan amanjemen kebidanan
5.
Di
dukung oleh clinial judgement dalam lingkup praktek kebidanan
Berdasarkan
kasus kehamilan dengan HIV/AIDS ini,maka kemungkinan interpretasi data yang
timbul adalah:
a. Diagnosa kebidanan
1)
Kehamilan
dengan HIV/AIDS,G..,P..,A..,H
Dasar :HPHT,TP,gerakan
janin(+), hasil tes bDNA dan CD4 (+) HIV
b. Masalah
Kemungkinan masalah yang
timbul adalah janin dapat tertular HIV(+) dan BBLR
Dasar: ibu mengidap HIV/AIDS
(+)
c. Kebutuhan
1)
Dukungan
psikologis
Dasar:kehamilan dengan HIV/AIDS (+)
2)
kebersihan
vulva
Dasar: menciptakan rasa nyaman, pencegahan infeksi
3).dll
Langkah 3: Mengidentifikasi Diagnosa
Atau Masalah Potensial
Pada langkah ini
kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bial diagnosa/masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:
a. Pada janin
Janin
dapat tertular HIV (+) dan BBLR
Langkah 4: Identifikasi Kebutuhan
Yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di konsulkan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya yang sesuai dengan
kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan
HIV/AIDS ini adalah:
a. Janin tertular HIV/AIDS dan BBLR
Tindakan
yang segera diberikan adalah:
-
Kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan
Langkah 5: Merencanakan Asuhan Yang
Menyeluruh
Suatu rencana asuhan
yang harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat
rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang
akan dan tiadk dilakukakn. Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan pada
kasus kehamilan dengan HIV/AIDS ini adalah:
1.
lakukan
konseling pra dan pasca test HIV dengan memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2.
anjurkan
ibu dalam berhubungan seksual menggunakan perlindungan untuk mencegah penularan
HIV yang lebih lanjut.
3.
anjurkan
ibu makan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein secara teratur dan
menghindari makanan dengan bahan pengawet.
4.
anjurka
ibu untuk banyak minum air putih 8gelas/hari paling sedikit.
5.
beri
ibu tablet Fe dan jelaskan cara mengkonsumsinya
6.
anjurkan
ibu minum obat atas intruksi/kolaborasi dengan dokter yaitu obat
antiretroviral(ARV) untuk mencegah bayi tertular HIV(+)
7.
anjurkan
ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter spesialis kandungan
8.
beritahu
ibu bahwa ibu mengidap penyakit HIV dan persalinannya nanti tidak bias di
tolong oleh bidan.
9.
beritahu
ibu untuk dapat melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
10.
beritahu
ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan pervaginam yang
tiba-tiba,sakit kepala yang hebat,pandangan kabur,keluar air-air yang banyak
dari vagina sebelum usia kandungan 9 bulan.
11.
beritahu
ibu cara ber KB yang baik dan aman bagi ibu bila ibu telah melahirkan nanti
12.
beritahu
ibu bahwaibu tidak di anjurkan untuk menyusui abyinay ketika selesai proses
persalinan.karena mengingat resiko dapat menularkan kepada bayinya.
13.
dokumentasikan
hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
HIV adalah penyakit yang menyerang
Sistem kekebalan tubuh, dan AIDS adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan system kekebalan
tubuh yang di bentuk setelah lahir. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,penyakit
ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia
·
HIV terdiri dari 4 stadium (stadium I,
stadium II, stadium III, stadium IV)
·
Etiologi dari HIV bisa dari berhubungan
seksual dengan penderita HIV, sering gonta ganti pasangan seks, penggunaan
jarum suntik secara bergantian, bagi ibu hamil langsung dari ibu ke janin
mlalui plasenta
·
Patofisiologi HIV ini merupakan jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya
dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini senang hidupdan berkembang
biak pada sel darah putih manusia. HIV aka nada pada cairan tubuh yang
mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta air mani atau cairan
sperma, cairan sumsum tulang cairan vagina,air susu ibu atau cairan otak.
·
Pemaparan terhadap HIV tidak selalu
mengakibatkan penularan, beberapa orang yang terpapar HIV selama bertahun-tahun
tidak bisa terinfeksi. Disisi lain seseorang yang terinfeksi tidak bisa
menampakkan gejala selama lebih dari 10 tahun. Tanpa pengobatan, infeksi HIV
mempunyai resiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada beberapa tahun pertama. Resiko
ini meningkat 5 % pada setiap tahun berikutnya
·
Gejala klinis dari HIV antara lain
adalah: diare, sesak nafas, gangguan penyerapan lemak, demam, dan penurunan
berat badan.
·
Pemeriksaan untuk mendiagnosa seseorang
HIV(+) adalah dengan cara pemeriksaan antibody dengan mempergunakan pemeriksaan
enzim immunoassay (EIA), selain itu juga bisa pemeriksaan dengan tes langsung
pada virus HIV(infeksi primer), kultur HIV untuk mendapatkan p24 antigen, dan
polymerase chain reaction (PCR) untuk menetapkan HIV 1-proviral DNA.
·
Ada cara pencegahan penu laran HIV dari
ibu ke bayi. Caranya dengan melakukan screening yang baik. Cara lainnya dengan
pemberian obat antiretroviral pada ibu positif. Selain itu dengan melakukan
persalinan yang aman pada saat kehamilan,selama persalinan .
·
Konsep manajemen asuhan kebidan pada
kehamilan dengan HIV /AIDS menggunakan cara verney:
-
Mengumpulkan
data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap
-
Mengidentifikasi
masalah atau diagnosa berdasarkaan interpretasi yang benar dari data tersebut.
-
Mengantisipasi
masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah
atau diagnosa yang telah di identifikasi
-
Mengevaluasi
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter
-
Mengembangkan
rencana asuhan yang menyeluruh
-
Mengembangkan
rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
-
Mengevaluasi
keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,dkk,
Pengantar Kuliah obstetri,2007, Jakarta:
EGC
Yeyeh
ai, Yulianti Lia, Asuhan Kebidanan
4(Patologi Kebidanan), 2010,
Jakarta: TIM
Prawirohardjo
Sarwono, Ilmu Kebidanan Edisi keempat
Cetakan kedua, 2009, Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar