ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paradigma baru
program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma
keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga
berkualitas tahun 2015”. Keluargayang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi
dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai kontribusi
penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan
keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan
penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn
perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas
Sebagai salah
satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari
semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KByang
terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%),
Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya
merupakan peserta KB tradisonalyang masing-masing menggunakan cara tradisional
seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dri data di atas
dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program
BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang
menjadi primadona BKKBN. Adapun keuntungan-keuntungan dari alat kontrasepsi
tersebut adalah efektip segera setelah pemasanga, merupakan metode jangka
panjang (10tahun proteksi dan tidak perlu diganti). Angka kegagalan hanya satu
dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu mengingat-ingat kapan dia harus
berKB. Yidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual, meningkatkan kenyamanan
tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping hrmonal dengan Cu T380 A. Tidak ada
pengaruhnya terhadap hambatan dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah abortus. Dapat digunakan sampai menopause(Saefuddin,
2003). Pemeriksaan ulang hanya 1 kali setahun, murah, kesuburan segera kembali
sesudah AKDR diangkat (BKKBN, 2002).
Namun begitu
tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai
alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan ,
dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai
pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi alah
persepsi setelahpemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan
dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu
efek samping, konsekuensi kegagalan atau keham9ilanyang tidak diinginkan,
besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya
lingkungan dan orang lain.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Mengetahui
gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
tentang pengertian AKDR
b.
Untuk
mengetahuijenis-jenis AKDR
c.
Untuk mengetahui
mekanisme kerja AKDR
d.
Untuk mengetahui
indikasi dan kontraindikasi pemakaian AKDR
e.
Untuk mengetahui
keuntungan dan kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR
f.
Untuk mengetahui
cara penanganan dari efek samping AKDR
g.
Untuk mengetahui
hal-hal apa saja yang harus diketahui akseptor KB.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
PENGERTIAN
IUD adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduktip(Saefuddin, 22003)
AKDR atau IUD
atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan
kontrasepsi(Mochtar, 1998)
AKDR adalah
suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat
dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim(Prawirohardjo, 2005)
AKDR atau IUD
atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam
rahim melalui vagina dan mempunyai benang(BKKBN,2003)
B.
JENIS-JENIS AKDR
1. AKDR
Non-hormonal
Pada saat ini AKDRtelah
memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
1.
Menurut
bentuknya AKDRdibagi menjadi
a.
Bentuk terbuka
(oven device) Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil,
Multiload,Nova-T
b.
Bentuk
tertutup(closed device) Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
2.
Menurut Tambahan
atau Metal.
a.
Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
b.
Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. IUD yng banyak dipakai
di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari
jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
c.
Pada jenis
Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat halus
tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
d.
Menurut Hanafi
(2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
1.
Progestasert-T =
Alza T
a.
Panjang 36mm,
lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
b.
Mengandung 38 mg
progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari
c.
Tabung
insersinya berbentuk lengkung
d.
Daya kerja :18
bulan
e.
Tehnik insersi:
plunging?(modified withdrawal)
2.
LNG-20
a.
Mengandung
46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
b.
Sedang diteliti
di Finlandia
c.
Angka kegagalan
/kehamilan angatrendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun
d.
Penghentian
pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih
tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan
hait yan sangat sedikit.
C.
MEKANISME KERJA
1.
Mekanisme kerja
AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa
AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan
sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.Mekanisme kerja
AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi
kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase
karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan
lendirsehingga menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).
2.
Sampai sekarang
mekanisme kerja AKDR belum diketahui denganpasti, kini pendapat yang terbanyak
ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan –perubahan pada
pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.
Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukansering
adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi.
Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada
wanita(Wiknjoastro, 2005).
3.
Sebagai
metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga
pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan
sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih
mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur
yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim(BKKKBN, 2003)
4.
Mnurut
Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
1.
Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.
AKDR bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
4.
Memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
D.
EFEKTIVITAS IUD
Efektifitas
IUD (Menurut
Hanafi (2003):
1.
Efektivitas IUD
dinyatakan dalam angka kontinuitas(continuition rate) yaitu beberapalama IUD
tetap tinggal dalamuteri tanpa:
1.
Ekspulsi
2.
Terjadinya
kehamilan
3.
Pengangkatan/pengeluaran
karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2.
Efektivitas
dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
1.
IUD-nya: ukuran,
betu kandungannya
2.
Akseptor:
Umur, parietas, frekuensi senggama.
3.
Dari
faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaituumur dan parietas diketahui
:
a.
Makin tua usia,
makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
b.
Makin muda usia,
terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan
/pengeluaran IUD.
E.
KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN AKDR ATAU IUD
a.
Keuntungan
1.
Menurut
Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
- Sebagai kontrasepsi
efektivitasnya tinggi, Sangat
efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan
dalan 125-170 kehamilan)
- AKDR dapat efektif seger
setelah pemasangan
- Metode jangka panjang
- Sangat efektif karena tidak
perlu lagi mengingat-ingat
- Tidak mempengaruhi hubungan
sexual
- Meningkatkan kenyamanan
sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
- Tidak ada efek samping
hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
- Tidak mempengaruhi kualitas
dan volume ASI
- Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah abortus
- Dapat digunakan sampai menopause
- Tidak ada
intraksidengan obat-obat.
2.
Menurut Hanafi
(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
-
Mengurangi
volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
-
Untuk mencegah
adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
b.
Kerugian
1. Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
-
Efek samping
yang umum terjadi:
-
Perubahan siklus
haid
-
Haid lebih lama
dan banyak
-
Perdarahan(spotting)
antarmenstruasi
-
Disaat haid
lebih sakit
-
Komplikasi lain
: Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
-
Perforasi
dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
-
Tidak mencegah
IMS termasuk HIV/AIDS
-
Tidak baik
digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
-
Klien tidak
dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
-
Tidak
mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.
2. Menurut Hanafi(2003).
Kerugian IUD hormonal:
- Jauh
lebih mahal dari pada Cu IUD
- Harus
diganti setelah 18 bulan
- Lebih
sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
- Insidens
kehamilan ektopik lebih tinggi
3. Efek
samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
- Pada
saat insersi
- Rasa
sakit atau nyeri
- Muntah,
keringat dingin
- Perforasi
uterus
4.
Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
- Rasa sakit
dan perdarahan
- Infeksi
- Kehamilan
intra-uterine
- Kehamilan
ektopik
- Ekspulsi
F. PESYARATAN PEMAKAIAN AKDR
ATAU IUD
a)
Yang dapat
menggunakan AKDR/IUD. (Menurut
Saefuddin,2004)
1.
Usia reproduktif
2.
Keadan nullipara
3.
Menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui yang
menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
5.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.
Resiko rendah
dari IMS
7.
Tidak
menghendaki metode hormonal
8.
Tidak
menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
9.
AKDR dapat
digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan misalnya: Perokok, Sedang
memakai antibiotika atau antikejang, Gemuk ataupun yang kurus, Sedang menyusui
10. Begitu
juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
- Penderita tumor jinak
payudara
- Epilepsi
- Malaria
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit tiroid
- Setelah kehamilan ektopik
- Penderita DM
b)
Yang tidak
diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
1.
Sedang hamil
2.
Perdarahan
vagina yang tidak diketaui
3.
Sedang menderita
infeksi genetalia
4.
Penyakit
trifoblas yang ganas
5.
Diketahui
menderita TBC velvik
6.
Kanker alat
genital
7.
Ukuran
rongga rahim kurang dari 5.
F.
Waktu Pemasangan IUD
Pemasangan IUD
sebaiknya dilakukan pada saat :
2
sampai 4 hari setelah melahirkan
40
hari setelah melahirkan
setelah
terjadinya keguguran
hari
ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid menggantika
metode KB lainnya
G.
CARA PEMASANGAN
AKDR/IUD
Persiapan alat
yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD
1.
Bivale speculum
2.
Tanekulum(penjepit
portio)
3.
Sounde
uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
4.
Forsep
5.
Gunting
6.
Bengkok larutan
antiseptic
7.
Sarungtangan
steril atau sarung tangan DTT
8.
Kasa atau
kapas
9.
Cairan DTT
10.
Sumber cahaya
yang cukup untuk penerangan servik
11.
AKDR(CuT-380A)
atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuk
12.
Aligator(penjepit
AKDR)
(Menurut
Prawirohardjo(2005)) Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi
melalui servikalis.
1.
Pemeriksaan
dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus
2.
Singkirkan
kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
3.
Servik
dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan
servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan
cunan bergerigi Saturday
4.
sambilmenarikservik
dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah
sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum.
Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5
cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
5.
tabung penyalur
dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan
arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang
terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan
diulangi
6.
AKDR dilepaskan
dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula
dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat
mengurangi perforasi oleh AKDR
7.
tabung dan
penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.
H.
Cara Pencabutan
AKDR
1.
Mengeluarkan
AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid
2.
Inspikulo
filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar
perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde
uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900
perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas
3.
Jika filamen tak
tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang
diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
4.
Dilatasi kanalis
servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
5.
AKDR Lippes
tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek
samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra
uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara
periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.
I.
PENANGANAN
EFEK SAMPING AKDR(Cu T-380A)
Penanganan Efek Samping
AKDR(Cu T-380A) MenurutSaefuddin(2004):
1.
Amenora
Periksa apakah sedang hamil,
apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab
amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan
dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan
infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
2.
Kejang
Pastikan dan tegaskanlah
adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila
ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt
meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3.
Perdarahan
pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya
infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis,
perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling dan
pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai
3bulan).
4.
Benang yang
hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak
Tanyakan apakah AKDR
terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa
talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila memungkinkan adanya
peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak
ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila
tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau
bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya
pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau
sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan
yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR
dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
J.
KUNJUNGAN ULANG SETELAH PEMASANGAN AKDR
Kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR Menurut
BKKBN(2003) :
1.
bulan pasca
pemasangan
2.
bulan kemudian
3.
setiap 6
bulanberikutnya
4.
1 tahun sekali
5.
bila terlambat
haid 1 minggu
6.
perdarahan
banyak dan tidak teratur.
K. Menurut Hanafi (2003).ANGKA
KEGAGALAN IUD
1.
Belum adA IUD yang
100% efektif Angka kegagalan untuk:
- IUD
pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun
-
Lippes Loop dan
First Generation Cu IUD: 2kehamilan per 100 wanita per tahun
-
Second Generation
Cu IUD <1 kehamilanper 100 wanita per tahun dan1,4 kehamilan per 100 wanita
setelah 6 tahun pemakaian.
2.
Menurut
Saefuddin(2004)IFORMASI UMUM
-
AKDR bekerja
langsung efektif segera setelah pemasangan
-
AKDR dapat
keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
-
Kemungkinan
terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan
-
Perdarahan
menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
-
AKDR mungkin
dilepas setiap saat atas khendak klien
BAB II
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah
merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan
untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan
untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga
berkualitas.
Adapun pengertian
dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu
keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan
program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur
/mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari
kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel
sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah
konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga
terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi
dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena,
efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
B. Saran
1. Bagi pengguna alat
kontrasepsi AKDR, Pengguna
hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan
cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan, hendaknya
meningkatkan keterampilannya dalam memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur (profesional)
3. Sebelum memasang AKDR pada
klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.
(2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta:
YBP-SP
Cunningham,dkk.(1995). Obstetri Williams.
Jakarta: EGC
Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta: CV. Mulia Sari
Prawirohardjo, Sarwono.
(2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar